Siri Dangnga (2010: 126) mengemukakan bahwa belajar adalah kegiatan yang
dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku
pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru
maupun dalam bentuk sikap dan nilai. Selama berlangsungnya kegiatan belajar,
terjadi proses interaksi antara orang yang melakukan kegiatan belajar (peserta
didik) baik sebagai manusia yang
berfungsi sebagai pendidik maupun non manusia sperti buku, TV, dll.
Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan bahwa belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or stengthening of behavior
trough experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu
proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat tetapi, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
Menurut Gagne (Dahar, 1998: 12)
bahwa “belajar dapat didefenisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Selanjutnya Cronbach (Sardiman,
2007: 8) berpendapat bahwa “ learning is
shown by a change in behaviour as result of experience”, belajar yang
efektif adalah melalui pengalaman.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang disebabkan karena adanya interaksi individu
dengan lingkungannya yang terjadi dalam diri seseorang yang berlangsung dalam
jangka waktu lama baik melalui latihan maupun pengalaman-pengalaman yang pernah
dialami.
Menurut Bruner (Dasria, 2011: 5 )
bahwa “belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika itu, dalam mempelajari matematika harus didasari
apa yang diketahui sebelumnya, karena itu matematika harus dilakukan secara
kontiniu”.
Menurut Schoenfeld (Hamzah, 2007:
130) bahwa “belajar matematika berkaitan dengan apa dan bagaimana
menggunakannya dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah, matematika
melibatkan pengamatan, penyelidikan, dan keterkaitannya dengan fenomena fisik
dan sosial”. Hakekat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental yang
tinggi karena berkenaan dengan ide-ide, simbol-simbol yang abstrak, dan
tersusun secara hierarki serta pelaksanaannya deduktif. Mempelajari matematika
tidak cukup hanya dipelajari dengan membaca saja dan memahami definisi, untuk
memahami konsep matematika diperlukan wawasan, ketekunan, dan banyak
menyelesaikan soal-soal latihan.
Berdasarkan
beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar matematika
adalah suatu proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan dalam memahami
struktur-struktur, konsep-konsep, simbol-simbol yang ada dalam materi pelajaran
matematika.
Sumber: Muh.Dian Taufiq (Skripsi: Universitas Muhammadiyah Parepare)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar